Skip to main content

SEMESTA DI PENGHUJUNG TAHUN

Dibuat pada tanggal: 29 Desember 2018
Selesai pada tanggal: 31 Desember 2018, 16:43 WIB

***


Teruntuk kamu, Semesta yang sampai saat ini masih indah terlihat disepasang iris mata Shakila..
Teruntuk kamu, Semesta yang sampai saat ini masih menjadi objek dalam segala tulisanku..
Teruntuk kamu, Semesta si Pemilik Jagat Raya..



Selamat pagi hati, apa kabar? Semoga selalu hangat seperti hidangan kopi dikala rintik hujan turun. Dan smoga; bahagiamu tidak sesaat.



--Tidak ada yang istimewa dari sebuah Perpisahan, yang Shakila tau perpisahan itu adalah Shakila&Semesta semakin jauh, dan itu Nyata.
Pagi ke pagi, tidak ada kegiatan yang cukup serius menurutku. Setiap hariku cuma seputaran bangun, makan, menulis, main hp sampe ketiduran, bangun, dan makan lagi. Begitu terus sampai aku bertemu langsung sama Jefri Nichol terus foto bareng
Ketidak ikutsertaan Semesta di kisahku, jadi mengurangi satu list kegiatan setiap harinya. Jadi suram. 
(Biasanya saat bersama Semesta; bangun, makan, menulis, main hp ditemani Semesta sampe ketiduran, bangun, dan makan, begitu seterusnya).


Aku suka sekali menulis, apalagi aku menulis khususon tentang Semesta, tulisan tulisan tentangnya masih rapi disana, diatas meja belajar kayu yang kuberi sentuhan warna Pink--Warna kesukaanku. Dan sampai sekarang tulisan itu belum selesai, masih ada beberapa yang harus dirubah. Tidak ada yang boleh menyentuhnya, kecuali Shakila. (Karna menurutku, semenjak aku memutuskan untuk menjadikan Semesta objek tulisanku, itu berarti aku harus menjaga kertas itu agar tidak kotor, maupun lecek. Sama halnya seperti aku menjaga Semesta).
"Hfftttt...." -aku menghela nafas panjang. Membiarkan sejenak rongga hidungku mengambil Oksigen secepatnya agar menjalar kebagian otak kanan otak kiriku dan membuang Carbondioksida detik itu juga, tujuannya agar aku bisa berfikir jernih dan tidak tiba tiba menangis karna mengingat tentang Semesta😂
Pasalnya sudah 1bulan, sejak dari 3November kita tidak lagi bertegur sapa, tidak lagi ada perbincangan alay setiap malamnya seperti anak muda yang dimabuk asmara, dan untuk sekedar menilik timeline facebook, whatsapp, instagram mu saja sudah tidak ada. Shakila yang sudah memutuskan, ya, aku sendiri yang sudah memilih pergi dan jauh dari Semesta. Aku seperti mendeklarasikan perpisahan secara kecil2an. Dan berharap banyak pada hati untuk bisa menata ruang yang hancur dan mengisi dengan yang baru. "Susah" -kataku.


Hari, bulan, dan segala sesuatu yang mengatasnamakan waktu terasa cepat berganti.
Dan aku disini, dipenghujung tahun 2018, bersama segenap perasaan yang masih sama dengan sedia kala ikut meraung2 menyuarakan kerinduannya agar cepat dipertemukan dengan sang empunya. 
Lantas, apa semesta juga ikut menyuarakan hal yang sama?


Sepasang mataku langsung tertuju pada Gelang, Kalung, Parfum, dan Sebuah Foto di laci lemariku. (Foto itu foto 'Kita', oh maaf maksudnya foto 'Shakila dan Semesta').
"Ini semua punyamu. Punyamu yang sengaja aku bawa. Punyamu yang saat ini aku anggap sudah menjadi milikku. Aku merindukanmu. Merindukan sosok yang tengah malam biasa menghubungiku untuk sekedar berbincang kejadian yang dilewati selama seharian. Maaf, sampai saat ini kamu masih ada diruang terdalam hatiku. Maaf, sampai saat ini aku masih suka mencari tau tentang kamu. Maaf, sampai saat ini aku salah karna sudah lancang merindukan kamu yang sekarang sudah menjadi milik orang lain. Maaf, Semesta" -kataku dalam hati dengan tangisan tanpa suara yang terdengar sampai kepenjuru tubuhku yang berusaha mati2an menahannya agar tidak jatuh. Dan itu sangat menyakitkan.


Aku pikir setelah aku menyudahi semuanya, memblokir akunmu, memblokir no telp mu, aku bisa cepat lupa ternyata sampai waktu membawa ku ke waktu hampir 2bulan ini, tidak cukup untuk membuatku lupa dengan Semesta. 
Payah--aku memang payah perihal melupakan Semesta.
Akhir2 ini, semua kegiatan banyak yang memaksakan aku untuk mengingat lebih ke Semesta (menguras banyak tenaga, menyita banyak waktu, memompa banyak darah).
Pernah satu waktu aku sedang baca cerita offline di telp genggamku, itu menceritakan tentang sepasang kekasih di satu sekolah yang sama melakukan aktivitas disekolah selalu berdua, setiap bel masuk si cowo selalu mengantar si cewe kekelasnya terlebih dahulu, si cowo kekelas si cewe saat jam kosong, jalan berdua ke kantin, makan berdua dikantin, duduk berdua seperti pasangan lainnya, pulang sekolah juga berdua. Semua isi dalam cerita terasa sama dengan Shakila&Semesta, sampai2 aku harus susah payah menghapus air mata yang jatuh seperti hujan, makin lama makin deras. Biasanya Semesta pergi sehari duahari, hari selanjutnya dia sudah berisik lagi dan menganggu. Tapi kali ini aku harus bilang kalau perginya sangat lama. Aku rindu kehadirannya yang tanpa pernah ada absen.
Ketidakhadirannya buat aku seberperasaan ini, liat orang yang cover lagu melow di Youtube saja aku bisa tibatiba nangis. Ternyata jadi orang patah hati itu tidak enak, terlalu mudah terbawa perasaan dengan segala suasana yang tercipta.
Sore ini cuaca diluar sangat mendukung untuk aku sekedar mencari oksigen. Lagi2 Shakila harus berpapasan dengan sepasang kekasih yang duduk diatas motor Scoopy Coklat--persis sekali seperti motor Semestaku. Sepasang kekasih itu sembari tertawa, terlihat menyenangkan dan bahagia--lagi lagi seperti Shakila&Semesta kala itu. Sungguh aku rindu Semesta, benar benar rindu.

Semua tentang kamu masih basah, dan belum kering.
Tentang kamu masih ada diruang, dan belum keluar.
Tentang kamu masih terngiang, dan belum terabai.
Tentang kamu masih menetap, dan belum terbuang.
Kamu masih menjadi titik saraf dibagian hati yang aku anggap paling lemah. Bagaimana tidak, aku membaca cerita saja bisa tibatiba menangis karna ingat kamu--kamu masih ada disini. Hati.
Masih terasa sepi dalam hiruk pikuk warung kopi, masih ada janji yang belum terpenuhi, masih ada puisi yang tak berpenghuni, dan masih ada Kamu yang belum mampu aku jaga. Ingin sekali rasanya bersama2 lagi, mengulang lagi masa lalu yang pernah ada. Tapi, mungkinkah bahagiamu masih tentang aku? Tanpa aku sadari sekarang kita sangat jauh dan kemungkinan tidak mungkin bersama lagi. Kini, kita hanya seperti 2 orang asing yang memiliki berjuta kenangan. Tidak ada yang mengerti masalah kita. Kamu dan aku seperti dongeng tanpa akhir. Tapi perlu kamu tau, aku mencintaimu itu nyata.



Dan sekarang, aku tuntaskan segalanya. Tuntas perihal perasaan, bahkan tuntas perihal merindu, sebab aku tau, rindumu bukan lah untukku (lagi). Biarlah.. Sampai pada akhirnya, rinduku carut marut. Berantakan. Tak miliki empunya..

Semesta, terimakasih sudah pernah menjadi bagian di 2017&2018-ku..
Bahagia dan sehat selalu untuk kamu yang masih menjadi objek dalam tulisanku sampai saat ini dan entah sampai kapan..
Mohon maaf dan ampun, atas kelancangan Shakila yang menjadikan Semesta objeknya..






Love from Shakila Keisha Shareefa to Semesta Putra .....






*FYI; 
1. Bigthanks to @smalby yang sudah memberikan judul yang sangat sangat bagus utk cerita sederhana diblog saya ini
2. Inshaallah cerita tentang Semesta akan di wattpad kan
3. Nama Semesta masih ada kepanjangannya lagi, jadi nanti jangan lupa dibaca ya wattpadnya kalo penasaran sama nama Semesta. Terimakasih semuanya, jangan pernah bosen. Dan selamat membaca❤







Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

PATAH?

Ini bukan cerita bersambung seperti kemarin. Ini cerita yang mengandung banyak makna bagi kehidupan ku, tapi tidak kehidupan mu. HAHA! ---- 26 Juni 20xx. Hari itu, hari dimana bertambahnya umur saya. Saya berharap mulai hari itu saya bisa menjadi lebih baik dari hari dan tahun tahun sebelumnya, Aamiin. "Kenapa dia tidak menghubungiku? Padahal sekarang jam 12 malam dan sudah tanggal 26" -kataku dalam hati - drrt..drrrt..drrt..- "Halo?" -kataku "Iya.." -katanya menjawab. Lah? Ada apa ini? Dia tidak merasa bersalah sama sekali? Padahal dia belum mengucapkan apa apa pada saya. Ah tapi yasudahlah, mungkin dia mau buat kejutan untuk saya, saya pura pura tidak tau saja. Jam demi jam sudah berlalu, pagi sudah menyapa dan sampai saat ini juga tidak ada tanda tanda dia memberi ucapan untukku. - 16:00 WITA- Drrttt..drttt..drrtt "Halo?" -kataku "Iya?" -katanya "Kamu tidak memberi ucapan untuk aku? Atau kejutan? Beri aku kejutan d

Sebuah Usaha untuk Melupakanku?

Saya sedang duduk sembari menyeruput secangkir kopi panas yang baru saja saya buat tadi.. Dan tatapan mata saya tertuju kearah kertas-kertas yang saya harapkan tidak pernah usang dimakan waktu, dimana kertas yang menjadi saksi atas terjadinya sebuah hubungan yang menurutmu 'sakral'. Saya berjalan menuju jendela dekat kamar saya, dengan segelas kopi panas ditangan kanan yang masih terisi setengahnya dan kertas-kertas ditangan kiri.  "Sebuah Usaha Untuk Melupakanku?" Aku menatap nanar keluar jendela. Melirik sepasang kucing yang kehujanan diluar sana.  Hujannya sangat deras. Petirnya amat sangat keras, terdengar sampai ke penjuru kamar saya. Mata saya kembali melirik kertas-kertas itu, sebuah tulisan yang sangat indah yang pernah kamu tuliskan untuk saya. Hari ini, untuk pertama kalinya saya tidak mendapatkan tulisan indah itu. Seketika saya berteriak, suara saya memenuhi seisi ruangan. Tangis saya memecah hujan diluar sana. Mungkin se