Skip to main content

FEBRUARI?

"Sha, apa saja yang sudah kamu persiapkan untuk ujian nanti?" -kata semesta yang sedang asik mengambil fotoku
"Banyak. Aku sudah mengemasi semua baju baju ku di koper. Dan aku juga sudah memilih beberapa buku yang akan aku bawa nanti." -kataku bersemangat
"Sha, mari ku antar pulang.. langit sudah mulai gelap." -semesta yang dingin

Dingin, hening juga, selama diperjalanan tidak ada pembicaraan serius. Semesta-ku menatap lurus ke jalanan. Dan tangan-ku yang biasa-nya hangat karna tangan-nya, sekarang kurasa dingin. Semesta tidak menyentuh tangan-ku? Semesta-ku marah. "Kau baik baik saja semesta?" -kataku.
"Baik selalu. Selagi itu bersama-mu." -semesta
Ya itulah semesta jika sedang marah. Tapi perkataannya, selalu bisa buat aku tenang, bahkan buat aku terbang. Semesta-ku..

Seminggu lagi ujian-ku, setelah itu lulus-ku, dan akhirnya pergi-ku.
Ohiya, aku hampir lupa.. besok ulang tahun kekasih-ku, ku beri surat sepertinya bagus.
"Selamat hari ulang tahun Semesta kekasih Sha..
Kamu tau apa yang jadi bahagia-ku di hari esok, di bulan ini, dan di tahun ini? Jawabannya, kamu. Kamu si pemegang cerita terbaik selama bulan Februari, kamu awal penghujung Februari-ku dan kamu si pemilik Februari.
Maaf bila Februari tahun depan dan tahun berikutnya tidak ada aku disamping-mu, tapi percaya-lah akan selalu ada bayangan aku di rumah pohon ini. Jadi, setiap Februari datang-lah kesini semesta, rayakan ulang tahun-mu disini bersama bayangan-ku.
Semesta, sudah dulu ya menulis nya, aku belum mandi, aku mau pulang, dan aku menulis ini di-rumah pohon. Sesampainya di rumah tadi, aku tidak langsung masuk ke dalam, aku ke rumah pohon untuk menulis surat untuk-mu. Biar kelihatan romantis sedikit. Selamat bertambah usia Semesta pemilik Jagat Raya. Aku mencintai-mu!" -isi suratku untuk semesta.

Hari ini tanggal 2 Februari, ahh kekasih-ku berulang tahun.
"Sha.. bangun. Buka pintu kamar-mu!" -semesta. Anak itu, masih pagi sudah berisik saja padahal ini rumah-ku, tapi seenaknya dia berteriak. Untung saja pacar-ku, dan untung saja hari ini ulang tahun-nya
"Semesta.. ini rumah-ku" -kataku
"Sha.. aku ini Semesta Pemilik Jagat Raya" -semesta. Kalau dia sudah bicara seperti itu, sudah-lah lebih baik aku diam.
"Kita ke rumah pohon ya. Aku bersiap dulu." -kataku
Selama beberapa menit semesta menunggu-ku di ruang keluarga, ku lihat semesta sedang asik mengobrol dengan kakek-ku. "Semesta, apa kamu tau penghujung Februari nanti pergi-ku? Aku tidak bisa melihat lagi senyum-mu yang indah itu setiap pagi-nya." -kataku dalam hati.
"Mari semesta.. kakek, aku pergi dulu ya ke rumah pohon." -kataku
"Iya nak. Semesta, jaga kila." -kakek
"Baik kek. Sha selalu aman bersama semesta" -semesta. Aku tersenyum mendengar jawaban semesta. Betapa bangga-nya dia berbicara seperti itu di depan kakek-ku. Semesta, apa kamu bahagia? Aku turut bahagia jika memang seperti itu.

Sesampainya di rumah pohon. "Semesta, selamat ulang tahun. Aku mencintai-mu, sangat. Bacalah surat ini sesampainya di rumah." -kataku sambil membelai rambutnya
"Sha, bahkan aku tidak tau hari ini ulang tahun-ku. Terimakasih. Aku juga mencintai-mu sangat." -semesta membalas belaian ku
"Pulang ya semesta, aku tidak ingin berlama lama. Aku pusing. Aku juga harus belajar." -kataku
"Mari." -kata semesta menggandeng tangan ku

Setelah perayaan ulang tahun semesta di rumah pohon itu, aku dan semesta sudah tidak pernah bertemu lagi bahkan bertukar kabar sudah tidak ada. Di sekolah pun aku tidak pernah melihat semesta, sampai terakhir ujian berlangsung saja semesta tidak ada. Kemana semesta?
Biasanya selama ujian berlangsung, semesta akan jadi orang yang paling heboh, dia pasti akan menanyakan hal hal yang tidak penting kepada-ku,"sha, semalam aku sudah menyerut pensil-ku, kok sekarang sudah hilang ya?", "sha, kamu lihat kemana jalan-nya papan jalan-ku?, "sha, tadi penghapus aku taruh sini. Sekarang dimana?", "sha, contekkan yang aku buat semalam dimana? Sebelum berangkat aku sudah masukkan di dalam kaos kaki-ku", "sha ini seperti apa?, "kalo ini bagaimana?". Masih banyak lagi yang akan diributkan si semesta. Tapi sekarang sepi sekali, semesta-ku tidak ada. Entah-lah dia dimana, ku pikir mungkin dia sedang fokus untuk ujian-nya.

Comments

Popular posts from this blog

Sebuah Usaha untuk Melupakanku?

Saya sedang duduk sembari menyeruput secangkir kopi panas yang baru saja saya buat tadi.. Dan tatapan mata saya tertuju kearah kertas-kertas yang saya harapkan tidak pernah usang dimakan waktu, dimana kertas yang menjadi saksi atas terjadinya sebuah hubungan yang menurutmu 'sakral'. Saya berjalan menuju jendela dekat kamar saya, dengan segelas kopi panas ditangan kanan yang masih terisi setengahnya dan kertas-kertas ditangan kiri.  "Sebuah Usaha Untuk Melupakanku?" Aku menatap nanar keluar jendela. Melirik sepasang kucing yang kehujanan diluar sana.  Hujannya sangat deras. Petirnya amat sangat keras, terdengar sampai ke penjuru kamar saya. Mata saya kembali melirik kertas-kertas itu, sebuah tulisan yang sangat indah yang pernah kamu tuliskan untuk saya. Hari ini, untuk pertama kalinya saya tidak mendapatkan tulisan indah itu. Seketika saya berteriak, suara saya memenuhi seisi ruangan. Tangis saya memecah hujan diluar sana. Mungkin se...

CATATAN PERTAMA TENTANG SI SEMESTA

Aku seorang gadis si penyuka senja, ah tapi itu dulu dan setelah ku tau senja hanya indah diawal, aku jadi tak suka. Senja jahat menurut ku. Ntar di cerita selanjutnya saja akan ku ceritakan bagaimana jahatnya si senja!! :) Namaku Shakila, orang orang terdekatku biasa memanggil ku Kila. Tapi, cuma satu orang saja yang memanggilku dengan sebutan berbeda. Siapa lagi kalau bukan si Semesta, dia memanggilku Sha. Katanya sih itu panggilan sayang, supaya beda dari orang orang. Ada ada saja semesta -kataku. Semesta itu kekasihku. Aku tidak ada panggilan khusus untuk dia. Kalau lagi baik, aku panggil dia sayang. Tapi kalau aku lagi tidak baik, tidak akan lah aku memanggil, apalagi melihatnya haha. Semesta sudah menjagaku lama sekali, dia menggantikan mereka kalau ayah dan mama ku sedang dengan masalahnya. Ohiya, semesta itu laki laki baik, laki laki yang saya punya, siapa yang berani macam macam, langkahi dulu mayatku. Aku sering bicara seperti itu di depan teman temanku, ya maksudku s...

PERTAMA TANPA SEMESTA

Pagi pertama-ku  setelah pergi-ku tinggalkan kota yang penuh dengan kenangan aku dan Semesta.  Rasanya kota yang aku tempati sekarang ini sepi, kosong, dan tidak terurus. Aku rasa seperti sendiri, padahal aku sedang ditengah keramaian. Yang terang sudah jadi gelap. Yang terawat sudah jadi rusak. Yang tumbuh sudah patah. Yang ada sudah seperti tidak ada. Penampakan indah tentang suasana hati Shakila yang masih menginginkan untuk terus bersama Semesta. Semesta, sekarang kita terpisah jarak. Aku kehilangan sepasang lengan-mu, tempat aku sandarkan segala yang gigil juga dingin-nya angin. Tapi, meskipun kita terpisah jarak dan hanya angin yang menyatukan kita. Percayalah, kita berdua masih sama sama di payungi oleh langit biru yang sama dan juga dengan perasaan yang sama.  Dan terimakasih untuk setiap percakapan sederhana di setiap hari-nya, semoga langit semesta merestui untuk selamanya jadi milik kita. "Pagi shakila-nya semesta. Apa kabar-mu?" -semesta ...