Skip to main content

SAWAH PENDUKUNGNYA

08:22 WITA [Sedang diketik]
.
.
Saat itu aku dan si semesta masih duduk dibangku SMP. Dan aku notaben-nya sebagai anak "pindahan".

Singkat cerita, semesta dan aku dekat dan memulai hubungan saat kami kelas 3 SMP. "Sha, kenapa kita baru didekatkan? Kasihan ya waktu kita selama 2tahun terbuang sia sia" -katanya.
Itulah semesta, selalu saja menyesal atas waktu 2tahun itu, bahkan sampai saat ini. 

Hubungan kami sudah berjalan 6bulan, si semesta banyak memanfaatkan waktu sebelum lulus. Si semesta juga seperti satpam-ku, dia yang menjaga aku selama disekolah. Kalau ada yang berani macam macam, kalian akan berhadapan dengan si semesta kekasih-ku pemilik seluruh jagat raya ini HAHA. -begitu candaku kalau sedang memanggil semesta.
"Sha, kenalkan aku si semesta pemilik jagat raya. Aku kekasih-mu. Aku bisa berubah-ubah loh sha, saat bersama-mu didepan banyak orang aku akan menjadi satria baja hitam, dan saat bersama-mu hanya berdua saja, aku akan menjadi seperti hello kitty" -semesta
"Sudah tau. Diamlah dan duduk, suara mu buat aku pusing." -kataku
"Sha, kau ini cuek sekali dengan kekasih-mu. Sini aku kasih tau sekali lagi ya, kau tau kenapa aku diberi nama semesta oleh bapak ku?" -semesta
"Tidak tau. Bahkan aku tidak tau kalau kau lahir dibumi." -kataku
"Aku juga tau bodoh. Kau ini tidak bisa diajak romantis. Aku beritahu ya, bapak ku memberi-ku nama semesta, karna dia tau kalau yang akan menjadi isinya itu kamu, Sha! Kurasa semesta akan sepi kalau tidak ada isinya. Ya seperti aku, kurasa aku akan kosong kalau tidak ada kamu." -semesta

Semesta semesta, kau ini pandai sekali merangkai kata. Aku hampir penasaran ngidam apa dulu mama nya sampai bisa mengeluarkan dia dari perut-nya. Kulihat nilai Bahasa Indonesia nya juga pas dengan KKM. Ya entahlah darimana dia belajar seperti itu, mungkin nenek moyang dia seorang penyair, penyajak, pendongeng, atau sebagainya. Aku tidak ingin ambil pusing, aku juga tidak menyuruh dia untuk mengeluarkan kata kata itu, ya mungkin dia berubah seperti itu karna didukung oleh keadaan. [Saat itu kami sedang duduk di sawah, kami tidak sengaja melihat sawah yang warna hijau saat sedang jalan-jalan].

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

SEMESTA DI PENGHUJUNG TAHUN

Dibuat pada tanggal: 29 Desember 2018 Selesai pada tanggal: 31 Desember 2018, 16:43 WIB *** Teruntuk kamu, Semesta yang sampai saat ini masih indah terlihat disepasang iris mata Shakila.. Teruntuk kamu, Semesta yang sampai saat ini masih menjadi objek dalam segala tulisanku.. Teruntuk kamu, Semesta si Pemilik Jagat Raya.. Selamat pagi hati, apa kabar? Semoga selalu hangat seperti hidangan kopi dikala rintik hujan turun. Dan smoga; bahagiamu tidak sesaat. -- Tidak ada yang istimewa dari sebuah Perpisahan, yang Shakila tau perpisahan itu adalah Shakila&Semesta semakin jauh, dan itu Nyata. Pagi ke pagi, tidak ada kegiatan yang cukup serius menurutku. Setiap hariku cuma seputaran bangun, makan, menulis, main hp sampe ketiduran, bangun, dan makan lagi.  Begitu terus sampai aku bertemu langsung sama Jefri Nichol terus foto bareng .  Ketidak ikutsertaan Semesta di kisahku, jadi mengurangi satu list kegiatan setiap harinya. Jadi suram.  ( Biasanya saat ber

PATAH?

Ini bukan cerita bersambung seperti kemarin. Ini cerita yang mengandung banyak makna bagi kehidupan ku, tapi tidak kehidupan mu. HAHA! ---- 26 Juni 20xx. Hari itu, hari dimana bertambahnya umur saya. Saya berharap mulai hari itu saya bisa menjadi lebih baik dari hari dan tahun tahun sebelumnya, Aamiin. "Kenapa dia tidak menghubungiku? Padahal sekarang jam 12 malam dan sudah tanggal 26" -kataku dalam hati - drrt..drrrt..drrt..- "Halo?" -kataku "Iya.." -katanya menjawab. Lah? Ada apa ini? Dia tidak merasa bersalah sama sekali? Padahal dia belum mengucapkan apa apa pada saya. Ah tapi yasudahlah, mungkin dia mau buat kejutan untuk saya, saya pura pura tidak tau saja. Jam demi jam sudah berlalu, pagi sudah menyapa dan sampai saat ini juga tidak ada tanda tanda dia memberi ucapan untukku. - 16:00 WITA- Drrttt..drttt..drrtt "Halo?" -kataku "Iya?" -katanya "Kamu tidak memberi ucapan untuk aku? Atau kejutan? Beri aku kejutan d

Sebuah Usaha untuk Melupakanku?

Saya sedang duduk sembari menyeruput secangkir kopi panas yang baru saja saya buat tadi.. Dan tatapan mata saya tertuju kearah kertas-kertas yang saya harapkan tidak pernah usang dimakan waktu, dimana kertas yang menjadi saksi atas terjadinya sebuah hubungan yang menurutmu 'sakral'. Saya berjalan menuju jendela dekat kamar saya, dengan segelas kopi panas ditangan kanan yang masih terisi setengahnya dan kertas-kertas ditangan kiri.  "Sebuah Usaha Untuk Melupakanku?" Aku menatap nanar keluar jendela. Melirik sepasang kucing yang kehujanan diluar sana.  Hujannya sangat deras. Petirnya amat sangat keras, terdengar sampai ke penjuru kamar saya. Mata saya kembali melirik kertas-kertas itu, sebuah tulisan yang sangat indah yang pernah kamu tuliskan untuk saya. Hari ini, untuk pertama kalinya saya tidak mendapatkan tulisan indah itu. Seketika saya berteriak, suara saya memenuhi seisi ruangan. Tangis saya memecah hujan diluar sana. Mungkin se